EdanE
adalah potret sebuah grup yang memiliki kematangan bermusik dalam
penggarapan album maupun ketika pentas di atas panggung. Pusat pesona
grup terutama terletak pada Zahedi Riza Sjahranie alias Eet Sjahranie.
Permainan gitar Eet amat atraktif, memukau, dan edan. Beng Beng, gitaris
Pas bilang, jika kita ingin menyebut siapa sebenarnya gitaris rock
Indonesia, Eet itulah orangnya. EdanE semula dikenal sebagai singkatan
dari Eet dan Ecky Lamoh. Terbentuk tahun 1991, Edane terdiri atas Eet
Sjahranie (gitar), Ecky Lamoh (vokal), Iwan Xaverius (bas), dan Fajar
Satritama (drums).
Setelah
ikut mewarnai musik EdanE dalam album pertama The Beast (1992), Ecky
cabut. EdanE tak berganti nama. Hari Batara atau lebih dikenal sebagai
Ucok, masuk. Tapi kemudian giliran Ucok yang cabut. Posisinya diambil
alih oleh Trison, mantan vokalis Roxx. Trison dipilih lewat seleksi
ketat yang dilakukan selama dua tahap.
Namun
pada pertengahan tahun 2003 lagi-lagi terjadi pergantian vokalis, pada
tangal 9 juli 2003 tepatnya Trison mengundurkan diri dari EdanE, banyak
cerita simpang siur terhadap pengunduran Trison tapi yang pasti setelah
Trison mengundurkan diri akhirnya EdanE mendapatkan ganti vokalis baru
ex Razzle Band yaitu Robby yang biasa membawakan lagu-lagu Guns n Roses.
Hadirnya penyanyi dengan karakter seperti itu bisa di tebak EdanE akan
kembali mengusung musik beraliran hard rock atau yang sejenisnya mereka
kelihatannya kembali ingin menonjolkan kemampuan individual
masing-masing personilnya di album yang akan datang. Menurut Eet,
pergantian vokalis ini terjadi karena di antara personel mulai disadari
adanya ketidakseimbangan dalam hal memenuhi tuntutan musik EdanE.
"Sebenarnya itu sudah disadari sejak pembuatan album Borneo. Kita sudah
memikirkan untuk membuat musik yang lebih luas dari sebelumnya.
Konsekuensi dari itu, kita tentunya membutuhkan personel yang bisa
memenuhi kapasitas itu," ungkap Eet.
Kendati
demikian, lanjut Eet, hubungan antara personel EdanE dengan Ucok tetap
baik. Karena Ucok sendiri yang berinisiatif untuk mengundurkan diri.
"Malah Ucok juga setuju dengan audisi untuk vokalis baru."
Telah
enam album mereka keluarkan The Beast (1992), Jabrik (1994), Borneo
(1996), 9299 (1999), 170 Volts (2002), dan Time To Rock (2005). Album
9299 (Aquarius) merupakan kompilasi lagu baru dan lagu lama. Tiga lagu
baru adalah Untuk Dunia yang menjadi lagu jago, Dengarkan Aku, dan Rock
On. Lagu lama yang masuk antara lain Jabrik, Ikuti dan Borneo yang kaya
unsur etnik Dayak. "Lagu-lagu tersebut kami anggap bisa mewakili EdanE,"
ucap Eet.
Proses
penciptaan musik EdanE, tutur Eet dan Fajar, lebih banyak bertolak dari
rif-rif yang dimainkan di studio. "Rif-rif itu kemudian berkembang
menjadi komposisi dan akhirnya lagu," kata Fajar. Ini sebabnya
penggarapan album EdanE selalu lama. Untuk satu album mereka bisa
menghabiskan lebih dari seratus shift, jumlah yang cukup banyak (bisa
untuk membuat tiga album) bagi grup lain. Namun, menurut Rudra, sound
engineer album EdanE, dengan proses semacam itulah musik EdanE sangat
kaya akan warna dan detail.
EdanE
memainkan musik hard rock. Tapi Eet lebih suka menyebutnya rock saja.
Eet juga kerap diidentikkan dengan Eddie Van Halen, gitaris yang
mempengaruhinya. Dari sini muncul plesetan EdanE sebenarnya adalah
singkatan dari Eet dan Eddie Van Halen. Pengidentikan itu, kata Eet,
"membuat saya tersanjung dan kesal. Tersanjung karena Van Halen adalah
nama besar. Kesal karena saya ingin menjadi diri saya sendiri, bukan
orang lain."
Sejak
dirintis tahun 1991, manajemen EdanE sudah berpindah dari tangan ke
tangan. Pertama ditangani Ali Akbar, kemudian pindah ke Jimmy Doto, lalu
ke Aci, dan pernah ditangani sendiri. Kini manajemen Edane dipegang
oleh Heri 'UCOK' Batara dengan Rock On Management nya.
Group
EDANE yang dimotori oleh gitaris EET SJAHRANIE menyatakan melepaskan
diri dari kontraknya dengan Sony BMG dan menyatakan siap bergabung
dengan LOG Management yang dipimpin oleh Log Zhelebour.Hal ini
diutarakan EET dan Heri Batara selaku manager EDANE ketika minggu yang
lalu menghadap Log untuk mengutarakan keinginannya bergabung dengan Log
Music untuk rekaman albumnya dan sekaligus minta Log untuk mengelola
management Edane. Log sudah mengenal Eet sejak tahun 1989 pada saat ikut
bergabung dengan GOD BLESS dan menelurkan album raksasa ( 1989 ) dan
Apa Kabar ( 1997 ). tour raksasa God Bless yang diadakan oleh Log pada
tahun 1989 - 1990 dengan sponsor Gudang Garam merupakan konser musik
rock terbesar sepanjang sejarah pertunjukan musik di Indonesia yang
sulit ditandingi hingga saat ini. semoga EDANE bisa kembali bersinar
setelah gabung dengan Log.
PERSONIL EdanE
Personil Edane berganti-ganti dalam berbagai kurun waktu. Berikut adalah konfigurasi grup yang pernah terjadi:
EdanE I :
Eet Sjahranie : gitar
Ecky Lamoh : vokal
Iwan Xaverius : bas
Fajar Satritama : drum
EdanE II :
Eet Sjahranie : gitar
Heri Batara : vokal
Iwan Xaverius : bas
Fajar Satritama : drum
EdanE III :
Eet Sjahranie : gitar
Trison Manurung:vokal
Iwan Xaverius : bas
Fajar Satritama : drum
EdanE IV :
Eet Sjahranie : gitar
Robby Matulandi :vokal
Iwan Xaverius : bas
Fajar Satritama : drum
ALBUM EdanE
* 1992 : The Beast produser AIRO Records & EdanE, label AIRO* 1994 : Jabrik produser EdanE, label Aquarius Musikindo
* 1996 : Borneo produser EdanE, label Aquarius Musikindo
* 1999 : '9299 (the best album) produser EdanE, label Aquarius Musikindo
* 2002 : 170 Volts produser Jan Djuhana, label Sony Music Indonesia
* 2005 : Time to Rock produser Jan Djuhana, label Sony Music Indonesia Kompilasi
Komentar
Posting Komentar
BERKOMENTLAH SESUAI ARTIKEL YANG DI POSTING, JANGAN MENYIMPAN LINK, DILARANG PROMOSI